Senjata UKM Indonesia Hadapi MEA

Senjata UKM Indonesia Hadapi MEA



Awal tahun 2016, Indonesia menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Setiap pelaku usaha besar hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia menjadi bagian dari kompetisi ini. Tantangan tidak lagi berasal dari kompetitor dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Produk lokal berhadapan langsung dengan produk asing dengan konsumen yang tidak terbatas jumlahnya. Namun apakah para pelaku usaha khususnya UMKM siap menghadapi gempuran produk asing di negeri sendiri? Apa saja hambatannya?   Sebut saja, salah satu hambatan besar pelaku bisnis adalah pemodalan.

Ada banyak pemilik usaha maupun calon pelaku usaha dengan ide-ide kreatif ‘berkeliaran’ tanpa modal. Mereka yang berpotensi memenangkan perang ini hanya bisa menonton dari pinggir lapangan. Meskipun ada banyak pilihan bantuan modal, masih perlu banyak proses yang harus dilewati. Contohnya ketika pelaku usaha mengajukan pinjaman modal melalui bank, mereka harus melewati serangkaian proses administrasi yang seringkali dianggap rumit dan banyak memakan waktu dengan peluang keberhasilan yang kecil. Bagaimana dengan pilihan lain? Ada, bahkan siapapun dapat dengan mudah menemukan perusahaan sewa guna usaha atau biasa disebut leasing. Melalui perusahaan-perusahaan Leasing yang menjamur di kota-kota besar, pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman modal dengan proses yang mudah dan waktu yang singkat. Namun disamping kelebihan tersebut, tentunya terdapat kesamaan antara perusahaan leasing yang juga merupakan kekurangannya, yaitu beban bunga kredit yang cukup besar.

Antara pinjaman modal melalui bank atau perusahaan leasing? Antara bunga kredit yang kecil namun prosesnya yang cukup sulit, atau proses yang mudah namun bunga kredit yang cukup besar? Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagaimana jika hanya mengambil dari sisi kelebihannya saja? Adakah yang mampu mendapatkan pinjaman dengan bunga yang kecil dan proses pengajuan pinjaman yang mudah? Tentunya ini yang sangat diperlukan para pelaku UMKM di tengah persaingan global.   Atas dasar kondisi yang demikian, komunitas wirausaha Indonesia www.smartbisnis.co.id bersama PT Telkom Indonesia meluncurkan progam kemitraan yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha terkait bantuan modal. Setiap pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman hingga Rp50 juta hanya dalam waktu yang singkat dan proses yang mudah. Prosesnya terbilang mudah, karena setiap pelaku usaha cukup berkunjung ke portal www.smartbisnis.co.id/program dan mengisi formulir pengajuan pinjaman tanpa harus mengunjungi tempat pemberi pinjaman. Hal ini karena program kemitraan PT Telkom Indonesia berbasis online, sehingga pelaku usaha dapat mengaksesnya secara langsung, kapanpun dan dimanapun. Program ini sangat berbeda dengan pinjaman modal melalui bank maupun perusahaan leasing, siapapun kini dapat mengajukan pinjaman dengan mudah tanpa harus melewati proses yang sulit. 

Dengan adanya program tersebut, diharapkan salah satu hambatan terbesar para pelaku usaha dapat diatasi dengan mudah. Hal ini karena modal merupakan senjata utama bagi pelaku usaha untuk maju ke medan perang (pasar). Jika para pelaku usaha dan calon pelaku usaha dengan ide-ide kreatif dibiarkan tanpa senjata, maka dampaknya Indonesia hanya akan dijajah oleh perusahaan asing. Lalu bagaimana jika mereka dipersenjatai? Mungkinkah akan ada babak baru dimana pelaku usaha seperti UMKM di Indonesia mendominasi perekonomian global?
Ditulis oleh:
Sony Swangga
Praktisi Humas, Social Media dan Pemasaran Digital



Baca juga: